Rabu, 17 Januari 2018

Renungan Firman Tuhan (Markus 6:30-44)


Postingan hari ini akan membahas sedikit dari Firman Tuhan dalam Markus 6:30-44, tentang Yesus memberi makan lima ribu orang. Topik kali ini dibahas oleh Senior dalam kegiatan Komunitas Sel (Komsel) di Gereja pada hari Rabu, 10 Januari 2018. (GBT Kristus Pengasih, di Jalan Raya Kutisari Indah 121-123, Surabaya. KomSel ini akan terus berlangsung setiap hari Rabu, pukul 19.30-21.00 WIB. Untuk info lebih lanjut boleh stay di instagram @gbtkp_multimedia)

Sebelum dibahas, Pembawa Firman atau Renungan Singkat (YK) ini memberikan challenge ke kita. Dan yang hadir pada saat itu kurang lebih 40 orang. Jadi, tantangannya yaitu paling tidak dari ayat-ayat yang sudah dibaca, bisa lah nanti seseorang memberikan penjelasan sedikit tentang apa yang bisa diambil dari ayat yang dipahami. Dari sini, bisa belajar bahwa ketika kita membaca Alkitab, kita gak hanya jadi pembaca atau hanya jadi pendengar saja, tapi kita juga harus belajar tentang hal yang namanya berbagi cerita. Ya, disini ada 3 orang yang menjelaskan, berikut penjelasannya:

Ayat 38. Tetapi Ia berkata kepada mereka: “Berapa banyak roti yang ada padamu? Cobalah periksa!” Sesudah memeriksanya mereka berkata: “Lima roti dan dua ikan.”
Dimana kita diposisikan sebagai murid, kita harus memiliki sikap percaya. Berapapun dan apapun yang kita punya, kita harus serahkan semuanya ke Tuhan. Percaya aja, Tuhan akan selalu berikan yang terbaik, dan yang pasti memberikan kecukupan untuk setiap murid-Nya. Percayalah bahwa matematikanya Tuhan itu tidak pernah salah! 5 roti + 2 ikan saja = bisa menjadi 5000 + dan sisa 12 bakul. (DL)

Ayat 42. Dan mereka semuanya makan sampai kenyang.
Tuhan itu hebat, luar biasa dalam memberikan makanan. Karena disitu dikatakan sampai kenyang, dan bukan hanya makan saja. Jika dilihat dalam penggunaan kata “kenyang”, pasti setiap orang memiliki kapasitas kenyang yang berbeda. Jadi, Tuhan pasti memberikan kekenyangan atau kecukupan sesuai dengan porsinya masing-masing. (SC)

Ayat 31. Lalu Ia berkata kepada mereka: “Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika!”....
Ayat 34. Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hatiNya oleh belas kasihan kepada mereka....
Ketika Tuhan dan murid-muridNya seharusnya istirahat, malah harus memberi makan orang banyak. Tapi dari ayat 34, bisa kita rasakan bahwa Tuhan itu Maha Pengasih, Dia bertanggungjawab dalam setiap kebutuhan kita. Jadi, kita sebagai anakNya, janganlah khawatir dengan apapun juga, karena Tuhan pasti memberikan yang terbaik untuk kita. (OK)

Lanjut dengan Renungan singkat yang dibahas oleh Pembawa Firman atau Renungan Singkat (YK). Ada 2 poin:
Poin pertama, dilihat dari
Ayat 31. Lalu Ia berkata kepada mereka: “Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika!” Sebab memang begitu banyaknya orang yang datang dan yang pergi, sehingga makan pun mereka tidak sempat.
Marilah ke tempat yang sunyi. Pada awalnya Yesus mengajak murid-muridNya untuk ke tempat yang sunyi, untuk beristirahat. Ya! Sama seperti kehidupan kita, misalnya kita lagi stres, lagi ada masalah. Pasti kita akan mencari tempat yang sunyi, tenang, supaya kita bisa beristirahat, kemudian mencari Tuhan lewat Doa dan penyembahan, dan ini penting untuk setiap kita supaya lebih dekat dengan Tuhan.

Poin kedua dilihat dari
Ayat 37. Tetapi jawab-Nya: “Kamu harus memberi mereka makan!” Kata mereka kepada-Nya: “Jadi haruskah kami membeli roti seharga dua ratus dinar untuk memberi mereka makan?”
Yang seharusnya Tuhan dan murid-muridNya beristirahat, tapi Tuhan menyuruh murid-muridNya untuk memberi pengikutNya makan. Dalam hal ini, Tuhan tidak membiarkan orang banyak itu pergi atau pulang untuk mencari makan sendiri. Yang perlu diperhatikan disini adalah dari sisi murid-muridNya, jika kita pikir dengan logika manusia, sesuatu hal yang tidak mungkin untuk dilakukan oleh murid-muridNya untuk memberikan makanan ataupun membeli makanan untuk orang banyak.

Bagaimana respon kita, jika kita menjadi murid-muridNya itu penting. Apakah kita malah mengeluh, pesimis dan berkata ini masalah yang rumit, dan suatu hal yang mustahil untuk hidup kita? Atau sebaliknya, kita percaya ke Tuhan karena Tuhan yang bilang untuk melangkah, maka kita akan melangkah untuk melakukan sesuai dengan perintahNya?

Ayat 38. Tetapi Ia berkata kepada mereka: “Berapa banyak roti yang ada padamu? Cobalah periksa!” Sesudah memeriksanya mereka berkata: “Lima roti dan dua ikan.”
Ketika murid-muridNya mencari makanan di sekitar orang banyak, akhirnya salah satu muridNya menemukan seorang anak yang membawa 5 roti dan 2 ikan. MuridNya kemudian memberikan makanan itu kepada Tuhan, lalu Tuhan memecahkan roti dan ikan itu, kemudian murid-muridNya membagikannya ke orang banyak. Ketika si Murid mau untuk taat, hal ini akan membuahkan hasil!

Kita tahu di akhir ceritanya Tuhan akan mengadakan mujizat. Tapi, pernahkah kita berpikir sebelumnya, mengapa Tuhan tidak langsung saja memberikan makan orang banyak itu dengan nasi bebek? Ya, tanpa harus menyuruh muridNya untuk melakukan hal yang mustahil? Harusnya Tuhan bisa lakukan mujizat itu bukan? Lalu mengapa Tuhan ingin muridNya cari dahulu dan dapat hanya 5 roti dan 2 ikan, kemudian semuanya diserahkan ke Tuhan?

Nah, 5 roti dan 2 ikan yang didapat oleh murid ini adalah hal tentang semua potensi atau kemampuan dalam hidup kita. Sedikitpun yang kita punya, apapun yang sudah Tuhan percayakan dalam diri kita, jika kita memberikan semuanya ke Tuhan, itulah yang akan Tuhan jadikan mujizat! Sehingga Tuhan bisa memakai hidup kita supaya menjadi berdampak untuk orang lain. Percayalah :)


Semoga renungan singkat ini, dapat menjadi berkat bagi pembaca. Kiranya Tuhan Yesus selalu memberkatimu. Amin.

6 komentar:

  1. Renungan yang bagus. Tetap semngat menjadi pekerja Tuhan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih, tetap semangat untukmu juga
      Tuhan Yesus memberkati

      Hapus
  2. Aaaa..bagus banget..thank you
    Tuhan mmberkati

    BalasHapus
  3. Aaaa..bagus banget..thank you
    Tuhan mmberkati

    BalasHapus