Dia..
Orang yang baru saja datang di kehidupanku. Datang dengan kondisi lain dengan pria yang selama ini mendekatiku. Entah apa yang aku rasa saat ini, sampai aku tak bisa tuk menggambarkannya.
Awalnya..
Aku hanya mengira bahwa bercandamu itu sama dengan bercandaan yang lain. Semakin hari, kamu semakin memberikan sikap yang membuatku merasa istimewa, dan kesalahanku telah membawa perasaanku.
Jujur saja..
Aku juga tidak terlalu berharap. Karena itu tolong jangan memberiku harapan, jika itu hanya sebatas angan. Aku bingung harus bersikap dan berbuat apa denganmu. Bisakah kau bantu aku untuk bersikap seperti apa?
"Aku menghormatimu sebagai kakak"
Memang diawal aku berpikir begitu. Setelah aku telusuri, ternyata semua berawal dari senyum manismu. Walau sederhana kau lakukan, bagiku langka ku temukan.
Tapi, aku lelah dengan ini..
Hanya mampu diam, memperhatikanmu dari kejauhan, tanpa bisa ku gapai.
Maaf jika aku telah salah masuk dalam kehidupanmu. Seharusnya memang tak perlu bagiku untuk ikut serta dalam cerita hidupmu.
Rindu?
Mungkinkah aku berani mengungkapkan rindu ini ke kamu? Rasanya aku tak cukup berani untuk itu. Rindu ini terus saja bergerak. Perlahan mulai memberontak dan berharap temu yang ku tahu itu hanyalah impian semu.
Entah seperti apa..
Yang jelas ku rasa sekarang.. kau semakin berjarak dan tak saling sapa.
Pertanyaanku saat ini.. Akankah kau rindu saat aku hilang nanti?
Mungkin..
Ini semata-mata hanya angin pelarianmu saja. Namun jika ini bukan sebuah kepalsuan, seharusnya kau tau apa yang tak ku sukai dari dirimu. Tapi aku tak memiliki keberanian untuk memberitahukannya. Ku harap suatu saat kamu mengerti, tanpa perlu aku bercerita.
Pesanku untukmu:
Jika niatmu hanya untuk singgah, kumohon bersikaplah seperti tamu.
Agar aku tak salah lagi harus menyuguhkan kopi atau hati.
(Natasha)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar