Sempat bingung sama pembahasan materi makalah tentang Pacaran Beda Agama.
Tapi untung aja ada banyak website yang mendukung penyusunan makalah :D
Udah ada di daftar pustaka kok, terimakasih ya atas informasinya.
Daripada gak kepakai lagi ini makalah, nih aku share buat yang butuh pemahaman, hehe.
I. PENDAHULUAN
Perbedaan di antara setiap agama, akan tetap menjadi
perbedaan dan selama-lamanya begitu. Tetapi hal ini tidak sama dengan
pengertian bahwa agama mesti memisahkan. Perbedaan itu dapat mungkin disatukan
kalau kedua orang saling mengerti, memahami dan mengenal perbedaan kemudian
memutuskan untuk saling menghormati. Tetapi hal ini selalu menjadi tugas berat
kalau kedua pihak selalu mempermasalahkan dan mencari pembedaan dan bahkan
saling menjatuhkan keyakinan pasangannya.
Pembicaraan mengenai agama memang kadang terasa
mengganggu. Hal ini benar kalau dikatakan di awal pacaran. Akan tetapi,
merupakan suatu konsekuensi kalau pada beberapa waktu sesudahnya pembicaraan mulai
mengarah ke hal beda agama itu, karena memang itu akan dihadapi berdua, baik
selama pacaran, maupun kemudian kalau akhirnya memilih hidup bersama dalam
lembaga perkawinan.(Msfmusafir t.thn.)
Pembicaraan mengenai agama bukanlah suatu tuntutan, melainkan membuka mata
pasangan yang berpacaran bahwa sejak semula perbedaan itu ada. Penyadaran dari
awal perkenalan adalah wajar sebagai bentuk hubungan yang sehat dan
dewasa.perbedaan yang dibicarakan dan akhirnya diterima merupakan bentuk
kesepakatan untuk saling menghormati dan selanjutnya tidak mempermasalahkan
perbedaan itu sebagai alasan untuk bertengkar atau berpisah.
Masalah pacaran di zaman sekarang
ini tampaknya menjadi gejala umum dikalangan
para remaja. Bahkan pacaran menjadi sebuah identitas dikalangan para
remaja. Biasanya seorang remaja akan bangga dan percaya diri
jika sudah memiliki pacar. Namun justru sebaliknya bagi yang tidak
memiliki pacar di anggap sebagai orang “kuper” atau kurang pergaulan.
Karena itu, mencari pacar di kalangan remaja tidak
saja menjadi
kebutuhan biologis tetapi juga menjadi kebutuhan sosiologis.
Maka tidak
heran, kalau mayoritas remaja sekarang ini sudah memiliki teman spesial yang di
sebut”pacar”.(Albukori 2008) Dengan pertimbangan yang demikian, kami akan membahas sedikit tentang
Pacaran Beda Agama.
1.
Apa Itu
Berpacaran?
2.
Menurut
Alkitab, Mengapa Pacaran Beda Agama Itu Dilarang?
3.
Bagaimana
Jika Sudah Terlanjur Dengan Beda Iman?
4.
Apa Resiko
Pacaran Beda Agama?
5. Apa respon yang benar dari orang beriman dalam menanggapi bahwa memang
pacaran beda agama itu salah?
1.
Supaya
tahu akan tujuan pacaran.
2.
Supaya
tahu kehendak Tuhan bahwa pacaran beda agama itu salah.
3.
Supaya
tidak kecewa/ menyesal jika sudah terlanjur.
4.
Supaya
tahu alasan yang menjadikan pacaran beda agama itu tidak diperbolehkan.
Pacaran
merupakan proses perkenalan antara dua insan manusia yang biasanya berada dalam
rangkaian tahap pencarian kecocokan menuju kehidupan
berkeluarga yang lebih dikenal dengan pernikahan. Atau bisa disebut juga dengan
hubungan yang dijalani sebagai kesempatan untuk mengenal lebih jauh seseorang
yang akan menjadi suami atau istri dikemudian hari.
Pacaran adalah rasa senang dari suasana ketika berdua dan ada
perasaan bergelora yang timbul dari keadaan pertemuan, seolah-olah ada arus
listrik pada kedua insan yang berlainan jenis dan keadaan inilah yang disebut
pacaran. (Singgih D t.thn.)
Menurut Dr. Boyke, pacaran adalah perasaan jatuh
cinta bagi seorang dapat menjadi ekstrim dan penting, saat sulit untuk
menunjukkan dengan tepat apa yang menjadi tanda-tanda cinta bagi orang-orang
tertentu. Puncak dan lembah tampaknya menjadi arti penting, dan perasaan dapat berubah mencoba menerima kemampuan membaca pikiran dan
hati apa yang mereka rasakan ketika jatuh cinta. (Dian Nugraha
t.thn.)
Berpacaran merupakan tahap
lebih mengenal untuk mengarahkan tujuan pada pernikahan antara remaja putera
dan remaja puteri sehingga remaja putera tidak memandang remaja puteri sebagai
objek kenikmatan. Berpacaran yang sopan dan terpuji sangatlah didambakan oleh
semua individu dimana berpacaran yang sopan adalah bilamana remaja putera
mencintai seorang remaja puteri harus mempunyai keberanian dalam
mengutarakannya dan mereka mempunyai
kesepakatan untuk berpacaran.
Pada
dasarnya berpacaran yang sopan dan terpuji adalah berpacaran yang
bertanggungjawab dalam arti perkenalan kepada orangtua disaat remaja putera
datang ke rumah remaja puteri. Selanjutnya menjalani masa berpacaran dengan
saling menyayangi, setia, membangun dalam studi dan karir serta pengenalan akan
Tuhan Yesus.
Yang
perlu diketahui remaja bahwa berganti-ganti pacar adalah dosa. Memutuskan hubungan
dan mencari yang lebih baik memang itu mengasyikkan. Tetapi yang jelas
menyakitkan dan melukai hati bagi yang ditinggalkan. Banyak orang menjadi
trauma pacaran, bahkan ada yang tidak menikah. Intinya merusak hidup orang lain
inilah dosanya dan yang terpenting adalah menjaga Kekudusan Tubuh.
Pada masa masa berpacaran tidak
semata-mata memuaskan nafsunya (berpelukan, ciuman, bersetubuh), tetapi
bagaimana remaja itu mengendalikan keinginan daging mereka yang menggebu-gebu.
Dapat dilihat dalam 1 Korintus 6:19 bahwa
tubuh kita adalah bait Roh Kudus. Oleh karena itu remaja harus menjaga
kekudusan tubuh mereka dari keinginan yang menyesatkan untuk dapat hidupkudus. Ketahuilah, jika ia benar-benar tulus mencintaimu dengan
KASIH dari TUHAN, maka ia TIDAK AKAN merusak kehormatan seseorang”. (Pristianku 2014)
Pertanyaan tentang pacaran beda iman atau pacaran beda agama
sepertinya merupakan salah satu pertanyaan yang paling sering ditanyakan, dan
jawabannya tidaklah semudah membalikkan telapak tangan karena walaupun sudah
jelas apa yang tertulis di Alkitab, masih banyak orang yang tidak setuju. Ada
satu bagian dalam Alkitab yang menjelaskan tentang hal ini, yaitu dalam
2 Korintus 6:14, Janganlah
kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak
percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau
bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?
Pesan dari ayat ini jelas, bahwa dalam memilih pasangan
hidup, kita harus memiliki pasangan yang satu iman. (Kompasiana.com t.thn.)
Satu iman yang dimaksudkan di sini adalah satu iman dalam
Yesus Kristus. Setiap orang yang percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan
Juruselamat pribadinya, bisa dikatakan sebagai orang yang memiliki satu iman,
selain daripada iman kepada Yesus Kristus berarti berbeda.
Selain memang kita menuruti apa kata alkitab tentang
pasangan yang seiman, ternyata firman ini mempunyai alasan yang jelas. Kalau
kita lihat dari sejarah bangsa Israel, mereka seringkali jatuh pada penyembahan
berhala karena pasangan mereka yang tidak seiman, yaitu pasangan dari bangsa
lain. Padahal Tuhan sudah berfirman agar mereka tidak mengambil pasangan dari
bangsa lain selain bangsa Israel agar mereka tidak turut menyembah allah -
allah bangsa lain. Raja Salomo pun yang dikatakan sebagai orang yang paling
bijak ternyata jatuh ke dalam dosa penyembahan berhala pada akhir hidupnya (1
Raja2 11:1-13). Kalau Salomo yang begitu bijak saja bisa jatuh dalam dosa
penyembahan berhala karena istri - istrinya, bagaimana dengan kita?
Alasan lain adalah karena dalam suatu hubungan pernikahan,
bukan hanya sekedar tentang cinta antara seorang laki - laki dan seorang
perempuan, tetapi juga tentang bagaimana hubungan tersebut mempunyai dasar yang
teguh, yaitu Tuhan Yesus Kristus. Seperti kapal yang tidak boleh mempunyai dua
orang Nakhoda, demikian juga hubungan pernikahan yang tidak boleh berdasarkan
dua iman yang berbeda karena nantinya tidak mempunyai arah yang jelas. Lagipula
saya yakin setiap dari kita pasti menginginkan pasangan kita, yang adalah orang
yang paling dekat dengan kita di dunia ini juga diselamatkan oleh Yesus
Kristus. Hubungan yang tidak dilandaskan oleh kasih kepada Yesus Kristus
sangatlah berbahaya, oleh karena itu baiklah kita mempunyai pasangan yang satu
iman, iman dalam Yesus Kristus.
Ya, benar sekali bahwa Yesus mengasihi semua orang dan ingin
semua orang diselamatkan, oleh karena itu kita harus mengasihi semua orang
tanpa terkecuali. Bertemanlah dengan siapa saja agar kasih Kristus dalam diri
kita dapat terpancar kepada semua orang, namun dalam masalah memilih pasangan
hidup firman Tuhan katakan mutlak harus satu iman. (TanyaAlkitab.com 2012)
Yang menjadi masalah tentu jika memang sudah terlanjur
pacaran beda iman. Saya hanya bisa bilang, break dulu hubungannya, buat dia satu iman
dulu kalau benar - benar mau sama dia, lalu pacaran lagi kalau memang sudah
satu iman. Kalau memang tidak bisa menjadi satu iman maka lebih baik
ditinggalkan dan mencari yang satu iman. Memang terkesan seperti memaksa,
tetapi jika memang mau dengan orang tersebut ya memang harus seperti itu karena
kita mutlak harus mempunyai pasangan yang satu iman, ingat dalam amanat agung
Tuhan Yesus Kristus?(TanyaAlkitab.com 2012)
Matius 28:19, Karena
itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama
Bapa dan Anak dan Roh Kudus,
Dengan demikian selain kita mendapatkan pasangan yang
seiman, kita juga turut memenuhi amanat agung ini, ketika
memang Anda sudah jatuh dalam pacaran ataupun tidak, Anda harus bisa jadi
berkat bagi pasangan kalian supaya mereka bisa melihata bahwa Yesus itu ajaib
dalam hidup kalian, dan Yesus seorang Tuhan yang layak di sembah.
Jadi jika jatuh dalam hubungan dengan agama lain, itu
waktu Anda menjadi berkat untuk pasangan Anda dan suatu keharusan mengenalkan
pasangan bahwa Yesus adalah Tuhan lewat cara hidup, serta perkataan
sehari-hari. (Kompasiana.com t.thn.)
Pada dasarnya adalah pastikan dia benar - benar percaya dan
mengalami Yesus terlebih dahulu, baru pacaran. Jangan sampai dia ikut agama
Kristen karena mau bersama dengan kita saja, karena menurut saya bukan status
sebagai Kristen yang penting, yang penting adalah bagaimana seseorang tersebut
telah mengenal dan mengalami Yesus sehingga percaya bahwa Yesus adalah Tuhan
dan Juruselamat pribadinya. Percuma seseorang pindah agama Kristen kalau tidak
mengenal Yesus terlebih dahulu. Memang terdengar sedikit sulit, oleh karena itu
disarankan untuk memilih pasangan yang memang sudah mengenal dan mengalami
Yesus. Jangan hanya melihat dari rupa saja, tetapi juga bagaimana imannya
terhadap Yesus Kristus.
Risiko ada ketika antara pasangan yang berpacaran kemudian
melanjutkan ke jenjang yang lebih jauh, yaitu pernikahan, karena pacaran tidak
pernah menuntut untuk menanggung risiko tekanan dari keluarga, tekanan karena
telah mempunyai keturunan, atau tekanan publik (karena risiko bercerai,
berpisah,dll). Pacaran akan selalu dipandang sebagai tahap untuk mencocokkan
dan mencari, bukan untuk memilih secara definitif.
Resiko baru muncul
kalau rambu-rambu dalam berpacaran dilanggar dan dinodai dengan perbuatan yang
belum boleh dan akhirnya berakibat fisik dan sosial, yaitu hamil. Selain itu,
pacaran akan menjadi tekanan kalau dinodai oleh hubungan seks yang
mengharuskan,misalnya pihak perempuan, untuk tidak dapat memilih yang lain,
karena sudah dengan laki-laki yang pernah berhubungan intim dengan wanitanya.
Artinya, seorang dipaksa memilih karena sudah kepalang basah.
Akibat dari
pelanggaran aturan main pacaran ini pada semua pasangan dan khususnya pada
pasangan beda agama adalah keharusan untuk memilih sesuatu yang belum tentu
dapat menguntungkan dan membahagiakannya. Pilihan karena terpaksa sering pada
akhirnya akan berbuah pemaksaan-pemaksaan berikutnya. Ini yang perlu
dipertimbangkan dari semula.
Jika setiap orang diperbolehkan
berpindah agama hanya karena pasangan Anda beda agama, apakah selama ini cara hidup beragama Anda tidak
lebih dari menjalankan formalitas, aturan dan hukum saja? Apakah Anda tidak
pernah merasakan suatu hubungan mendalam dengan Tuhan kita melalui cara khas
Anda sebagai orang Kristen?Apakah selama ini hidup beragama sebatas melanjutkan
kepercayaan orang tua dan hanya itu? Kalau demikian, mungkin tidak heran kalau seseorang
dengan mudah berpindah, karena selama hidup tidak pernah merasakan hubungan
kasih yang mendalam dengan Tuhan sebagai orang Kristen.
Sebagai orang Kristen, kita
harus percaya sebagai pribadi bahwa di luar Kristus, tidak ada keselamatan.
Dia satu-satunya jalan. Yohanes 14:6
“...Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.Tidak ada seorangpun yang datang
kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” Lalu bagaimana jika hidup diluar
Kristus? Galatia 5:4 “Kamu lepas dari
Kristus, jikalau kamu mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat; kamu hidup
diluar kasih karunia.”; 1 Yohanes
5:12 “Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup;barangsiapa tidak memiliki
Anak, ia tidak memiliki hidup.” Ada juga tertulis dalam Filipi 4:13 “Segala perkara dapat kutanggung
di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.”
Dari ayat-ayat tersebut
bahwa jelas sekali beresiko jika kita hidup diluar kasih karunia yang Tuhan
telah beri dalam hidup, jika tidak ada Tuhan dalam hidup Anda, darimana Anda
mendapatkan suatu kekuatan untuk bertahan hidup jika tidak karena Tuhan? Karena
hanya Tuhan sajalah yang sanggup untuk menolong dan memberikan kekuatan.
Yeremia 29:11Sebab Aku ini mengetahui
rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman
TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan
kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.
Hidup mengikut Kristus bukanlah jaminan untuk
hidup tanpa penderitaan dunia. Percaya bahwa segala sesuatu yang terjadi adalahrancangan Tuhan yang
terbaik. Bersama Yesus ada damai sejahtera. Ada sukacita yang berasal dari Allah.
Pasangan yang benar akan menguatkanmu dengan
Firman Tuhan, setia dan turut berdoa
bersamamuuntuk melewati segala tantangan hidup. (pacarankristen.com 2014)
Bagaimana jika seseorang tidak memegang kebenaran Firman?
"Suami ngga bisa nafkahin istri! Cerai! Pokoknya gue balik ke rumah
ortu gue!"
"Ke orang pinter itu yuk sayang, katanya dia bisa
nyembuhin sakit yang aneh-aneh."
"Sayang, karena kita belum punya anak dari hubungan
kita, saya harus menikahi si A untuk mendapatkan keturunan."
Mungkin kamu akan memberikan ayat Alkitab Yeremia 29:11, dan pasanganmu
akan berkata, "itu kata Tuhan loe, bukan Tuhan gue".
Bahkan dia memberikan ayat-ayat balasan di agamanya yang jelas-jelas bertentangan dengan kebenaran Firman
misalnya mengenai perceraian dan perintah dari "tuhan" nya yang
bertentangan dengan prinsipmu.
Apa yang akan kamu lakukan? Berdebat lagi masalah agama? sudah
terlambat. Mazmur 127:1 “Nyanyian ziarah Salomo. Jikalau bukan TUHAN
yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan
TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.”
Yesus Kristus adalah dasar dari keluarga. Tanpa Yesus, segala sesuatu mudah diruntuhkan.
Semua agama mempunyai
kekhasan dan ciri-cirinya sendiri yang jelas membedakan cara orang berelasi
dengan Tuhan. Agama memang sering diturunkan dari orang tua, tetapi
mudahkah kita menghilangkan atau mengubah apa yang sudah kita pahami sebagai
benar dan apa yang selama ini paling cocok dengan irama hidup kita? Beda cara
beda pula rasa keagamaannya.
Apakah kita dapat
dengan mudah menyembah patung Buddha kalau sebelumnya mengenal pun tidak? Atau
mudahkan bagi kita menerima kebiasaan sholat dalam waktu-waktu tertentu
sepanjang hari? Yang lebih dalam Apakah mudah bagi kita meninggalkan sesuatu
yang selama ini kita percaya, telah memberi segalanya bagi kita, seorang
pribadi, yaitu Yesus Kristus?
Jika pacaran hanya
main-main saja dengan orang yang berbeda agama lebih baik tinggalkan semua
harapan untuk tidak berpacaran dengannya, tetapi bertemanlah saja dengan setiap
orang meskipun berbeda agama, dan biarlah Anda menjadi Terang dan Garam di
dunia ini, agar setiap orang yang mengenal Anda, bisa melihat Yesus dalam hidup
Anda. Sesuai dengan yang tertulis dalam Matius
5:16 “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka
melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.”
Keputusanmu akan
menentukan masa depanmu, berjalan
dalam kasih karunia dan perkenanan Tuhan atau berjalan ke arah
sebaliknya.
Jika kamu berkata kamu MENCINTAI Yesus, TAATLAH pada Firman-Nya. Siapa
yang lebih kamu cintai? Yesus atau pasanganmu yang belum berkenan bagi-Nya?
Yesus
memberikan hidupNya untukmu, mati di kayu salib demi kamu, karena cintanya yang KEKAL kepadamu.
Jangan sia-siakan hidupmu demi cinta
dunia yang tidak kekal.
Pilihlah
orang yang juga memilih Tuhan Yesus. Ini
tidak menentang asas toleransi antar umat beragama karena memang kita berhak
memilih pasangan hidup yang juga mencintai Tuhan Yesus.
Coba perluas pergaulan, jangan pernah menghindar dari
persekutuan, tetap percaya bahwa Tuhan pasti memberikan pasangan yang terbaik
untuk kita yang sesuai dengan kehendak-Nya. Kehendak-Nya adalah supaya kita
mendapatkan pasangan hidup yang benar - benar seimbang dengan kita. Jangan ada
lagi kompromi, percaya pada janji Tuhan.Tuhan
Yesus memberkati.
Juni 2014.
http://www.pacarankristen.com/2014/06/pacaran-beda-agama-boleh-gak-sih.html.
Desember 2012.
http://www.tanyaalkitab.com/2012/12/pacaran-beda-iman-menurut-alkitab.html.
http://www.kompasiana.com/kevinkone211/pacaran-beda-agama_550a34f88133111278b1e12c.
Albukori, Jefri. Sekumtum
Mawar Untuk Remaja. Jakarta: Pustaka Al Mawardi, 2008.
Dian Nugraha, Dr.Boyke.
apa yang ingin di ketahui remaja.
Msfmusafir. Msfmusafir.
https://msfmusafir.wordpress.com/2009/03/10/pacaran-beda-agama-mengapa-dibicarakan/.
Pristianku. Pristianku.
Februari 2014.
http://pristianku.blogspot.co.id/2014/02/saya-adalah-orang-yang-pernah-menyakiti.html.
Singgih D, Gunarsa. Psikologi
Untuk Muda-Mudi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar